MAKALAH TENTANG
SOP
( STANDARD
OPERATIING PROCEDURE )
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
] CHANDRA DWI PUTRA (
)
] DEA GITA Q.F ( )
] LENA RAHMAWATI ( 25 )
] LENI APRILIANI ( 26 )
] LIKA NURMALIKA (
27 )
XI PEMASARAN 1
SMK NEGERI 44
JAKARTA PUSAT
A. PENGERTIAN SOP
Standard Operatiing Procedure (SOP) merupakan suatu
rangkaian tertulis mengenai suatu bisnis process dari suatu aktivitas bisnis
pada perusahaan. Dengan melakukan SOP perusahaan dapat memastikan suatu
aktivitas bisnis bisa berjalan sesuai dengan standard yang diharapkan.
Pendokumentasian SOP diperlukan untuk menghasilkan system kualitas dan teknis
yang konsisten dan mempertahankan kualitas control serta menjaga bisnis proses
tetap berjalan.
B.
DASAR DASAR
HUKUM SOP
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Undang-Undang
nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan (lembaran Negara Repulik Indonesia tahun
2009 nomor 152 , tambahan lembaran Negara nomoor 5071)
3. Permen PAN
Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan.
C.
TUJUAN DAN
MANFAAT SOP
Adapun tujuan
dari penyusunan SOP diantaranya :
a.
Agar petugas atau pegawai menjaga konsisitensi dan tingkat kinerja petugas
atau
pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
b.
Agar mengetahui
dengan jelas peran dan fungsi tiap–tiap posisi dalam organisasi.
c.
Memperjelas
alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas atau pegawai terkait.
d.
Melindungi
organisasi atau unit kerja dan petugas atau pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
e.
Untuk
menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi.
f.
Memberikan
keterangan tentang dokumen- dokumen yang dibutuhkan dalam suatu proses kerja.
Manfaat yang
didapat dengan pembuatan Standar Operasional Prosedur ini diantaranya:
a. Efisiensi Waktu, karena semua proses menjadi lebih cepat ketika pekerjaan itu
sudah terstruktur secara sistematis dalam sebuah dokumen tertulis. Semua kegiatan
karyawan sudah tercantum dalam SOP sehingga mereka tahu apa yang harus
dilakukan selama masa kerja.
b. Memudahkan tahapan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat sebagai
konsumen dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
c. Kesungguhan karyawan dalam memberikan pelayanan, terutama
terhadap konsistensi waktu
kerja sesuai ketentuan
yang berlaku. Ini merupakan
standardisasi bagaimana seorang karyawan menyelesaikan tugasnya.
d. Dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
pelaksanaan suatu pekerjaan.
e. Dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan penilaian terhadap
proses layanan.
Jika karyawan bertindak tidak sesuai dengan SOP berarti dia memiliki nilai
kurang dalam melakukan layanan.
f. Dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan dan
mengantisipasi apabila terdapat suatu perubahan sistem.
g. Dapat digunakan sebagai daftar yang digunakan secara
berkala oleh pengawas ketika diadakan audit. SOP yang valid akan mengurangi
beban kerja. Bersamaan dengan itu dapat juga meningkatkan comparability,
credibility dan defensibility.
h. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak
tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
i. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin
dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas.
Dalam membuat SOP diperlukan langkah-langkah
Dalam membuat SOP diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
] Melakukan observasi atau pemetaan terhadap proses kerja
yang sudah berjalan atau akan berjalan
] Melakukan benchmarking bila diperlukan dengan perusahan
sejenis
] Mendesign SOP sesuai dengan hasil observasi dan hasil
referensi untuk menambah ketajaman dari design so
] Melakukan analisa terhadap design sop yang sudah dibuat
untuk diimplementasikan
] Melakukan review SOP agar SOP yang sudah dibuat bisa
dijalankan tanpa ada hambatan
D. PRINSIP PELAKSANAAN SOP
Pelaksanaan
SOP harus memenuhi prinsip sebagai berikut:
Þ Konsisten. SOP
harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapa pun dan
dalam kondisi apa pun oleh seluruh pejabat dan pelaksana di lingkungan
Inspektorat Jenderal Departemen Agama.
Þ
Komitmen. SOP harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dari seluruh jajaran organisasi, dari
level yang paling rendah sampai yang tertinggi.
Þ
Perbaikan berkelanjutan.
Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap segala penyempurnaan untuk
memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif.
Þ
Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.
Þ
Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai berperan dalam setiap
prosedur yang distandarkan. Jika ada pegawai
yang tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu
keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses penyelenggaraan
pemerintahan.
Þ Didokumentasikan
dengan baik. Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan
dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan referensi.
E.
FUNGSI SOP :
- Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
- Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
- Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
- Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
F.
KAPAN SOP
DIPERLUKAN
v SOP harus sudah
ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan
v SOP digunakan
untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak
v Uji SOP sebelum
dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja.
G.
KEUNTUNGAN
ADANYA SOP
- SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten
- Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
- SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
H.
Tujuan dari
Penerapan SOP
Tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengerjaan suatu proses kerja yang dirancang dari SOP. Dari
setiap teori telah dikemukakan, diketahui bahwa tujuan dari SOP adalah untuk
memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya dan untuk
lebih memahami setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya
(digilib.petra.ac.id).
SOP dibuat untuk lingkungan kerja tertentu tergantung
pada kondisi dan prosedur kerja yang sedang berlangsung. SOP sebaiknya tidak
dibuat oleh satu orang tapi sekelompok orang (tim) yang memiliki pengetahuan
dan ketrampilan yang cukup dalam bidang pekerjaan di lingkungannya.
Pembuatan SOP ini melibatkan beberapa pihak
diantaranya sebagai berikut:
1. Pengurus Operasi (Operation Manager)
Pengurus
Operasi akan mengarahkan seseorang penulis SOP untuk membuat SOP dengan
menyediakan garis panduan. Pengurus operasi juga mengkaji semua prosedur yang
digunakan sekurang-kurangnya sekali setahun bergantung kepada keadaan.
2. Penulis SOP (Procedure Writer)
Procedure
Writer akan membuat SOP tersebut.
3. Manajer Kualitas (Quality Manager)
Manajer
Kualitas akan memahami dan merupakan orang yang bertanggungjawab meluluskan
prosedur tersebut.
4. Pengguna/pekerja (User)
Pengguna
akan melaksanakan prosedur tersebut.
Tahap penting
dalam penyusunan standar operasional prosedur adalah melakukan :
1. Analisis sistem dan prosedur
kerja
Analisis
sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan fungsi – fungsi
utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam
melaksanakan fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah kesatuan unsur
atau unit yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi sedemikian rupa,
sehingga muncul dalam bentuk keseluruhan, bekerja, berfungsi atau bergerak
secara harmonis yang ditopang oleh sejumlah prosedur yang diperlukan, sedang
prosedur merupakan urutan kerja atau kegiatan yang terencana untuk menangani
pekerjaan yang berulang dengan cara seragam dan terpadu.
2. Analisis Tugas
Analisis
tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang mendalam dan
teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas diperlukan dalam
setiap perencanaan dan perbaikan organisasi. Analisa tugas diharapkan dapat
memberikan keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan, syarat pejabat, dan
tanggung jawab pejabat. Di bidang manajemen dikenal sedikitnya 5 aspek yang
berkaitan langsung dengan analisis tugas yaitu :
o Analisa tugas,
merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis dan penetapan seluruh unsur
yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus.
o Deskripsi
tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari analisa tugas,
disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan isi
tugas atau jabatan tertentu.
o Spesifikasi
tugas, berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan pekerja untuk tugas
spesifik
o Penilaian
tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas untuk
menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik dalam
hubungannya dengan tugas lain
o Pengukuran
kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur penetapan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan menetapkan ukuran yang
dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksanaan pekerjaan.
Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan,
sehingga dapat dibuat pelaksanaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat
analisis tugas dalam penyusunan standar operasional prosedur yaitu membuat
penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan serta menetapkan
hubungan kerja dengan sistematis.
3. Analisis prosedur kerja
Analisis
prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langkah –langkah
pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana hal tersebut
dilakukan, bilamana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut dilakukan, dan
siapa yang melakukannya. Prosedur diperoleh dengan merencanakan terlebih dahulu
bermacam-macam langkah yang dianggap perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan
demikian prosedur kerja dapat dirumuskan sebagai serangkaian langkah pekerjaan
yang berhubungan, biasanya dilaksanakan oleh lebih dari satu orang, yang
membentuk suatu cara tertentu dan dianggap baik untuk melakukan suatu
keseluruhan tahap yang penting.
j.
TAHAPAN
PENYUSUNAN SOP

k.
TIPE SOP

Berikut macam-macam bentuk SOP yang
dapat dipilih untuk digunakan :
1. Simple
Steps
Bentuk
SOP ini dipakai untuk prosedur rutin yang singkat dan tidak terlalu membutuhkan
banyak keputusan.
2. Hierarchical Steps
Bentuk
ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10 langkah) tetapi
tidak memerlukan banyak keputusan.Bentuk ini memudahkan orang yang sudah
berpengalaman karena bagian dari masing-masing langkah dijelaskan secara
terperinci. Sedangkan untuk orang baru, dapat memudahkan untuk mempelajari
prosedur tersebut.
3. Graphic Procedures
Bentuk
ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10 langkah) tetapi
ini tidak memerlukan banyak keputusan, sama seperti Hierarchical Steps.
Grafik
dapat membantu menyederhanakan suatu proses dari bentuk yang panjang menjadi
bentuk yang singkat. Gambar ataupun diagram juga dapat digunakan untuk
mengilustrasikan apa yang menjadi tujuan dari suatu prosedur.
4. Flowchart
Flowchart
merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah-langkah prosedur dalam
pembuatan suatu keputusan. Bentuk flowchart digunakan untuk prosedur yang
memiliki banyak keputusan. Dalam pembuatan SOP bentuk
Flowchart ini
diperlukan simbol-simbol yang dapat membantu menjelaskan setiap langkah.
![]() |
untuk
kegiatan operasi
|
|
![]() |
untuk
kegiatan pemindahan atau transportasi
|
|
![]() |
untuk
kegiatan pemeriksaan atau inspeksi
|
|
![]() |
untuk
penyimpanan
|
Kemudian pada tahun 1947,
simbol-simbol dalam flow process chart milik Gilbreth digunakan oleh
ASME ketika mereka menerbitkan standar pertama untuk simbol-simbol pemetaan
proses, yang kemudian berkembang menjadi ANSI Y15.3M, yaitu sebuah standar yang
dibuat oleh American National Standard Institute (ANSI) untuk pemetaan operasi
dan aliran proses (operation and flow process charts standard).
Dalam standar ANSI Y15.3M ini
terdapat lima macam simbol yang merupakan modifikasi simbol Gilbreth, yang mana
lingkaran kecil diganti dengan anak panah untuk kegiatan transportasi dan menambah simbol baru untuk kejadian
menunggu (delay). Berikut standar simbol-simbol tersebut:
![]() |
Lingkaran
besar untuk kegiatan operasi (operation/handling), misalnya:
memaku, mengebor, mengetik, dll.
|
|
![]() |
Blok
panah untuk kegiatan pemindahan (transportation/move),
misalnya: memindahkan material dengan forklift, mengangkat barang
dengan crane, memindahkan barang dengan tangan, dll.
|
|
![]() |
Segi
empat untuk kegiatan pemeriksaan (inspection), misalnya:
menguji kualitas material, membaca skala pengukur tekanan, meneliti informasi
tertulis, dll.
|
|
![]() |
Segi
tiga terbalik untuk penyimpanan (storage), misalnya: tumpukan raw
material di gudang, barang jadi di staging area, penyimpanan
surat-surat, dll.
|
|
![]() |
Huruf
D besar untuk kejadian menunggu (delay), misalnya: material dalam trolley
menunggu diproses lebih lanjut, menunggu elevator, surat-surat
menunggu untuk diarsipkan, dll.
|
l. Simbol-Simbol
Flowchart yang Umum Digunakan
Berikut
bentuk simbol-simbol tersebut:
![]() |
Terminator, simbol untuk menunjukkan awal
atau akhir dari aliran proses. Umumnya, diberi kata-kata ‘Start’, ‘End’,
‘Mulai’, atau ‘Selesai’.
|
|
![]() |
Process, simbol untuk menunjukkan sebuah
langkah proses atau operasi. Umumnya, menggunakan kata kerja dalam
deskripsi yang singkat dan jelas.
|
|
![]() |
Connector, tanda panah yang menunjukkan
arah aliran dari satu proses ke proses yang lain.
|
|
![]() |
Decision, simbol untuk menunjukkan sebuah
langkah pengambilan keputusan. Umumnya, menggunakan bentuk pertanyaan,
dan biasanya jawabannya terdiri dari ‘yes’ dan ‘no’ atau ‘ya’ dan
‘tidak’ yang menentukan bagaimana alur dalam flowchart
berjalan selanjutnya berdasarkan kriteria atau pertanyaan tersebut.
|
|
![]() |
Sub-process, simbol untuk menunjukkan bahwa
dalam langkah yang dimaksud terdapat flowchart lain yang menggambarkan
langkah tersebut lebih rinci.
|
|
![]() |
Document, simbol untuk menunjukkan proses
atau keberadaan dokumen.
|
|
![]() |
Input/Output, simbol untuk menunjukkan data yang
menjadi input atau output proses.
|
|
![]() |
Connector (On-page), simbol untuk menunjukkan
hubungan simbol dalam flowchart sebagai pengganti garis untuk
menyederhanakan bentuk saat simbol yang akan dihubungkan jaraknya berjauhan
dan rumit
|
|
![]() |
Off-page Connector, fungsinya sama dengan Connector,
akan tetapi digunakan untuk menghubungkan simbol-simbol yang berada pada
halaman yang berbeda. Label untuk Connector dapat menggunakan
huruf dan Off-page Connector menggunakan angka.
|
Simbol-simbol yang diperlihatkan di
atas adalah sebagian standar simbol-simbol yang disepakati dan banyak digunakan
dibeberapa belahan dunia, mungkin saja organisasi atau perusahaan tempat anda
bekerja mempunyai standar simbol sendiri, hal yang terpenting kita harus
menyepakati simbol yang digunakan agar tidak terjadi konflik saat
dikomunikasikan.
j.
AZAS-AZAS
PENYUSUNAN STANDARD APERATING PROSEDURE
] asas pembukaan, yaitu disusun berdasarkan tata
cara yang bentuk yang telah dibakukan sehingga dapat menjadi acuan
] yang baku dalam
melakukankan suatu tugas.
] Asas pertanggung ja#aban, hal ini harus dapat dipertanggung
ja#abkan baik dari sisi isi, bentuk, prosedur, standar yang ditetapkan
maupun dari sisi keabsahannya.
] Asas kepastian, yakni adanya keseimbangan hak dan
ke#ajiban antara aparatur dan masyarakat sehingga masing!masing pihak mempunyai
tanggung ja#ab yang sama.
] Asas keseimbangan, yakni adanya keseimbangan hak dan
ke#ajiban antara aparatur dan masyarakat sehingga masing!masing pihak mempunyai
tanggung jawab yang sama.
] Asas keterkaitan, yaiyu harus terkait dengan
kegiatan administrasi umum baik secara langsung maupun tidak langsung.
] Asas kecepatan dan kelancaran, yakni yang
dapat menjamin terselesaikannya suatu suatu tugas pekerjaan sesuai dengan #aktu
yang telah ditetapkan, tepat sasaran, menjamin kemudahan dan kelancaran secara
prosedural.
] Asas keamanan, yaitu harus dapat menjamin
kepentingan semuapihak yang terlibat dalam pelaksanaan tugas.
] Asas keterbukaan, yaitu keberadaan SOP dapat
menciptakan transparansi dalam pelaksanaan tugas
k. PROSEDUR KERJA DALAM SOP

L. CONTOH FORMAT SOP DALAM RUMAH SAKIT
A. JENIS DAN RUANG
LINGKUP SOP RUMAH SAKIT
1.
SOP pelayanan profesi : dalam hal ini terdapat dua
kelompok.
§ SOP untuk aspek keilmuan
adalah SOP mengenai proses kerja untuk diagnostik dan terapi, meliputi :
1. Pelayanan medis,
meliputi : Komite medik / SMF, Rawat Inap, Rawat Jalan, Pelayanan Gawat
Darurat, ICCU/ICU, Kamar Bedah dan sebagainya. Contoh : SOP untuk
Diagnostik/terapi
2. Pelayanan penunjang,
meliputi : Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi medis, Farmasi,dan
sebagainya. Contoh : SOP pemeriksaan (teknis) Laboratorium
3. Pelayanan keperawatan.
Contoh : SOP/Standar asuhan Keperawatan, SOP persiapan pasien Operasi
§ SOP untuk aspek
manajerial adalah SOP mengenai proses kerja yang menunjang SOP keilmuan dan
pelayanan pasien non-keilmuan.
Contoh : Prosedur Dokter Jaga Ruangan, Prosedur
Konsultasi Medis
2.
SOP administrasi
mengatur tata cara kegiatan dalam organisasi termasuk hubungan antar unit kerja
dan kegiatan – kegiatan non medis.
SOP
administrasi mencakup:
i. Perencanaan program/kegiatan
ii. Keuangan
iii. Perlengkapan
iv. Kepegawaian
v. Pelaporan
Contoh
: Prosedur Pendaftaran Pasien
B.
Pengaruh SOP Rumah Sakit
Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standart
Operational Procedure (SOP) misalnya, dalam hal
pemeliharan dan pemanfaatan sarana kesehatan dan alat kesehatan,
kalibrasi dan pemeliharaan rutin, pelatihan tehnisi dan operator alat,
sosialisasi SOP pada seluruh unit pemakai sarana dan alat kesehatan di rumah
sakit yang bersangkutan serta tersedianya suku cadang.
Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang
matang sesuai kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan
meningkatkan pemanfaatan secara optimal. Sebaliknya, jika tata laksana rumah
sakit tidak sesuai dengan standart yang telah ditetapkan, akan mengakibatkan
kerugian yang besar pada pasien, pengunjung, bahkan pihak rumah sakit.
C.
Tim Penyusun SOP
a. Penulis SOP (author)
b. Pelaksana di lapangan (employee)
c. Pengawas lapangan (supervisor)
d.
Atasan pengawas (manager)
Jadi
tujuan Pembuatan SOP
adalah untuk menciptakan kepastian aturan yang diekspresikan dalam bentuk
komitmen untuk melaksanakannya sehingga akan mewujudkan kinerja yang
terstruktur, sistematis dan baku yang tentunya akan berdampak kepada kemajuan
instansi atau usaha.
SOP
setiap instansi/lembaga memiliki corak dan bentuk yang berbeda-beda, tergantung
dari barang atau jasa yang ditawarkan. karena SOP itu di buat berdasarkan
problem-problem yang muncul di lembaga tersebut baik problem yang datangnya
dari internal maupun eksternal.sehingga semua level bisnis secara tidak
sadar sudah memiliki dan sudah melaksankan SOP masing-masing. Kalo SOP level
bisnis paling atas ditulis dan bukukan serta dijadikan pedoman dalam
pekerjaan, sedang level bisnis bawah sebaliknya tanpa ditulis, tanpa
dibukukan hanya terdapat dalam pikiran dan dijadikan pedoman yang sewaktu
waktu akan berupa.
M.
PENUTUP
Kesimpulan yang kita ambil pada pembahasan kali ini
adalah:
Setiap perusahaan/ organisasi/badan usaha dan lain-lain,
sebenr nya diharuskan memiliki atau menyusun SOP. Karena SOP berperan penting
dalam suatu perusahaan. Kitaa ambil contoh aturan tata tertib, jika tidak ada
nya tata gtertib dalam suatu perusahaan, kemungkinan suatu perusahaan tidak
bisa atau tidak layak untuk di berlakukan nya. Jika ada tata tertib dan
dilakukan dengan baik. Masyarat juga menilai perusahaan tersebut hebat dan
tidak dipandang ssebelah mata.
Demikian pembahasan kami tentang sop. Kurang lebih nya
mohon maaf jika ada salah-salah kata. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar